pernyataan mungil tentang kemerdekaan menjadi berbeda

Kamis, 29 Oktober 2009

Kita, Manusia


Aku menatap dalam ratusan rangkaian pernyataan tentang perbedaan. Aku bukan kamu, kamu bukan dia, dia bukan mereka, mereka bukan kami. Perbedaan ada dimana-mana. Pemahamanku tentang kenormalan atau kewajaran semakin berbentuk asap ilusi, dan norma pun semakin dipertanyakan atas nama kenormalan. Aku bahagia menjadi beda. Aku bahagia melihat mereka bangga menjadi beda.

Sejatinya sebuah pengalaman tentang rasa menjadi berbeda akan membuahkan makna tersendiri. Berada dalam bentukan tubuh dan jiwa yang berbeda. Merasakan betapa indahnya menjadi beda dan betapa berharganya kita untuk dunia dengan perbedaan pribadi ini. Dan menjadi sewajarnya kita akan mengerti, membutuhkan atau bahkan mencintai perbedaan pribadi lain.

Tidak ada ketidakmungkinan untuk mempersatukan perbedaan, karena akan tercipta satu rangkaian utuh yang indah penuh detail pesona. Perbedaan menjadikan persatuan kaya.

Aku disini bukan mewakili sebuah alat kelamin, atau penganut suatu agama, atau sebagai warga negara sebuah bangsa, atau pemilik kulit warna suatu benua. Aku tidak akan menuntut persamaan apapun atas diri karena percaya bahwa kita semua berbeda, dengan keinginan, tuntutan, kebutuhan, yang sangat rumit dan tak bisa ternalar.

Aku, Kita, Manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar